Minggu, 04 Maret 2012

Tong sampah


Tidak ada seorangpun yang mau dijadikan sasaran kemarahan, tetapi orang-orang yang berjiwa besar dan dewasa akan bersedia menjadi 'tong sampahnya'.

Kebanyakan emosi kemarahan dilampiaskan kepada orang-orang yang paling dekat, alasannya mungkin karena ia tidak berani atau sungkan membuangnya pada orang lain. Sehingga sasaran yang paling empuk untuk marah adalah orang-orang terdekatnya.

Menghadapi kasus yang sedemikian ini, kita harus memiliki hati yang seluas samudera.

Sebagaimana samudera adalah tempat yang bisa menetralkan setiap bangkai yang dibuang kesana, hati kitapun harus mampu untuk menampung 'bangkai' kemarahan atau kekesalan suami/istri/anak kita yang sedang marah, dan menetralkan bangkai itu agar tidak tercium oleh tetangga.

Memang terkesan tidak adil, namun itulah jalan terbaik dan salah satu fungsi kita untuk menjadi 'tempat sampah'.

Seorang pasangan yang baik harus siap menjadi 'tempat sampah' suatu kemarahan orang-orang yang dikasihinya.

Orang yang rela menjadi 'tempat sampah' sebetulnya adalah seorang pemenang dan mempunyai kekuatan yang hebat karena mampu untuk menetralisir suatu kemarahan yang sedang memuncak, bahkan sanggup menciptakan keadaan yang nyaman dan damai.

Jadilah orang yang berjiwa besar dan hebat, dimulai dari kerelaan menampung kemarahan dan kekesalan orang lain, terutama teman, kerabat dan keluarga.

Kesediaan kita menjadi "tong sampah" merupakan mental bijak nan bajik, yang akan membawakan kedamaian, ketenangan, kebahagiaan dan sukacita dalam hidup.

Mari belajar dari jiwa "tong sampah".

sumber : www.facebook.com/setitikembuninspirasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar