Selasa, 28 Februari 2012

Anger Management (Mengelola Marah)

Sahabat Indonesia yang baik hatinya, berikut adalah resume Mario Teguh Golden Ways (MTGW) MetroTV edisi 3 April 2011, dengan episode Anger Managerment. Pengelolaan rasa marah (Anger Managemet) berati kita tidak untuk menghilangkan rasa marah. Pengelolaan adalah cara untuk mencapai hasil lebih baik. Sehinga pengelolaan rasa marah ini, mengubahnya dari ancaman yang membahayakan – menjadi rahmat yang memperbaiki kehidupan, apabila kita menggunakan rasa itu untuk menjadi pribadi yang setia pada yang benar.

Bersabar itu bukan untuk menghilangakan marah atau rasa marah. Bersabar itu tetaplah marah, tetapi tidak menggunakan rasa marah itu untuk merendahkan diri dan melukai orang lain, sehingga merusak hubungan. Jadi orang yang marah itu sebetulnya sedang ditantang untuk menggunakan diri terbaiknya.

Banyak diantara kita sudah berdo’a tetapi tidak berlaku sesuai dengan do’a kita. Karena kita tidak berlaku sesuai dengan do’a kita, kita ditaruh dalam keadaan yang gelisah. Kegelisahan itu adalah perintah untuk mengupayakan perpindahan kekeadaan yang lebih baik. Maka orang yang sudah gelisah, tetapi tidak membuat perubahan dalam dirinya, dia dibuat marah. Sehingga dia harus tegas, karena orang yang tidak tegas ketika marah, maka dia dibuat semakin marah.

Kalau anda pribadi yang cintai Tuhan, anda diberikan masalah supaya marah. Karena kemarahan itu mempermudah keputusan. Karena banyak orang yang sulit memutuskan, tetapi ketika marah dia bisa cepat memutuskan. Jadi nikmatilah kemarahan itu sebagai perintah untuk tegas memindahkan diri anda ke dalam tempat lebih baik. Perintah untuk memajukan kebaikan dan mencegah keburukan itu, hanya ditujukan kepada orang2 yang kuat. Jadi orang-orang yang tahu untuk memajukan kebaikan itu butuh orang2 kuat, maka ia harus menguatkan diri.

Orang yang marah bebas meluapkan kemarahannya; tetapi orang yang marah dengan liar, tidak bebas dari dampak keliarannya. Kita tidak mungkin melakukan kesalahan, lalu bebas dari dampak kesalahan itu.

Marah itu nafsu, dan nafsu itu tidak pernah netral; nafsu itu kalau tidak meninggikan, ia merendahkan; kalau tidak memuliakan, ia menghinakan. Karena nafsu itu tidak netral, dan marah itu bagian dari nafsu; maka ambilah keuntungan dari marah itu.

Tenaga yang biasanya tidak anda punyai pada saat tidak marah, gunakan tenaga itu pada hal-hal yang positif, seperti membersihkan rumah misalnya.

Marah itu bisa positif apabila:
- Marah itu tidak merendahkan diri.
- Marah itu jangan melukai orang lain.

Kita bebas untuk marah, tetapi tidak bebas dari dampak kemarahan yang liar.
Orang marah itu tergantung kepekaannya, orang yang mudah marah itu mendahulukan dugaan buruk. Orang yang berhati baik akan mendahulukan dugaan baik. Memilih dugaan baik kepada orang, mempengaruhi kebaikan sikap kita kepada orang. Dan memilih dugaan baik kepda Tuhan, merasa hidup kita terjamin.

Marah itu rahmat, jangan digunakan untuk merusak. Marah itu seharusnya digunakan untuk menjadi prilaku yang lebih tegas berlaku lebih baik bagi kita.

Wanita yang harus mengingatkan orang lain bahwa dia wanita, berarti ada masalah pada penampilannya. Pemimpin yang harus mengingatkan anak buahnya untuk mendengarkan, itu ada masalah dengan nilai yang dikatakannya.

Jika ada anak buah membangkang atasan, ada 2 kemungkinan:
- Kurangnya nilai yang dikatakan oleh pemimpin
- Rasa hormat anak buah terhadap kemampuan atasan untuk menghukum.
Atasan yang marah adalah atasan yang disandera anak buahnya. Hati-hati dengan kemarahan didepan anak buah, karena itu ungkapan kelemahan kita.

Nilai dari yang dibicarakan orang itu harus dari hatinya. Kecerdasan itu meningkatkan kualitas dari yang dikatakan; dan kalau berangkatnya dari hati, akan sampai dihati.
Maka para pemimpin akan indah sekali, apabila semua yang dikatakannya datang dari hati yang jujur.

Tidak ada apapun yang terjadi yang tidak dimaksudkan untuk menaikkan kelas kita. Dan tidak ada yang bisa menaikkan kelas kita, tanpa seijin Tuhan. Jadi ikhlas ini adalah marah, tetapi kemarahan ini tidak dilakukan untuk melukai orang dan merendahkan diri.

Jika anda marah kepada seseorang, coba perhatikan pertanyaan berikut:
- Apakah anda demikian terlukainya oleh perlakuan orang itu?, Jika tidak, tinggalkan.
- Apakah orang itu dengan sengaja melukai anda?, jika tidak, tinggalkan.

Pelukaan yang paling pedih justru sering dilakukan oleh orang-orang yang paling kita cintai; karena kita itu punya harapan. Banyak suami-istri yang tidak banyak bicara, tetapi sudah memasang harapan sebagai suami dan isteri; kalau suami/isterinya tidak berlaku sesuai yang diharapkan ia akan marah.

Kenapa orang tua bisa marah tanpa mendidik kepada anaknya, karena dia mengharapkan anak-anaknya sudah tahu. Untuk itu bersabar-lah dan buat orang lain tahu. Biasanya orang yang disentuh dengan cara yang baik itu, lebih cepat berubah daripada dimarahi.

Karena banyak orang yang menggunakan kemarahan sebagai satu-satunya alat. Tukang kayu, yang alatnya hanya palu, akan memperlakukan segala sesuatunya seperti paku. Orang yang hanya menjadikan marah sebagai satu-satunya alat, akan memperlakukan segala sesuatu dengan marah. Padahal sebagian besar dalam kehidupan ini, bisa diperlakukan dengan kasih sayang.

Semua hal butuh waktu, tetapi apa yang kita lakukan dalam waktu itu yang menentukan kelas kita didalam waktu. Wajar adalah perilku terbaik, sehingga orang yang marah tidak boleh merasa minder karena marah, karena itu kewajaran. Yang memuliakannya apabila dia tetap bereaksi kepada yang baik.

Dengan berjalannya waktu, karena hidup kita penting, kita akan bisa memilahkan; mana yang penting untuk marah, mana yang tidak penting dan harus diabaikan.

Putuskanlah dengan tegas apakah anda layak marah atau tidak, jangan jadi korban dari keputusan umum orang lain. Orang-orang yang menggunakan cara umum jadi orang biasa. Orang2 yang tidak menggunakan cara umum jadi orang yang hebat. Marilah kita menjadi pribadi yang anggun untuk memilah, apa yang membuat kita marah dan apa yang tidak. Dan apabila kita marah, kita pilih prilaku terbaik kita, supaya kita tidak merendahkan diri dan tidak merusak hubungan.

Kita tidak perlu bereksperimen, karena Tuhan pasti memberikan kesempatan kepada kita untuk menjadi pribadi yang bijak. Tuhan itu memberikan ujian dalam pengetian yang lain, Tuhan memberikan kesempatan untuk menjadi orang sebagaimana kita do’akan. Jangan lihat ujian seperti halnya ujian manusia, ujian Tuhan itu ditujukan untuk memuliakan kita.

Sadarilah bahwa hati ini tempatnya godaan, tempatnya gangguan, dan tempatnya undangan untuk menjadi pribadi yang anggun. Maka pilihlah untuk bereaksi baik terhadap seburuk-buruknya keadaan.

Kualitas hati itu menentukan keseluruhan dari kualitas hidup kita. Jadi orang yang merindukan peningkatan kualitas hidupnya, ia harus memperbiki kualitas hatinya.

Marah itu reaksi alamiah yang wajar. Dan marah itu memiliki kekuatan, kalau tidak memuliakan maka akan merendahkan.

Jadi marilah kita jadikan logika kita untuk selalu sadar, dalam persaan apapun untuk menetapkan penting atau tidaknya suatu hal bagi kita.

Hidup ini adalah pilihan, tetapi sebagian orang mengikhlaskan dirinya untuk menjadi orang tidak baik.

Untuk itu apapun masa lalu kita, apapun penyesalan tentang masa lalu, berapapun harga kita dimasa lalu; hari ini jadilah pribadi yang anggun, tetapkan jadi pribadi yang gagah, minta bantuan Tuhan untuk penguatan.

Apabila kita dicoba, dicoba selalu untuk yang baik, dan apabila kita bereaksi, kita berekasi dengan cara yang memuliakan kehidupan.

Marah itu wajar, tapi pastikan kita menggunakan kemarahan itu untuk kebaikan diri dan sesama.

Demikian resume singkat Mario Teguh Golden Ways, dengan topik “Anger Managerment“, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi semuanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar