Rabu, 09 November 2011

Manfaat Merenung


Jiwa manusia, seperti sebuah cawan kosong. Tidak ada sesuatupun, melainkan bisa mengisinya. Entah itu udara, air ataupun batu. Tapi jiwa lebih mudah diisi daripada sekedar cawan. Kebaikan dan keburukan senantiasa bergiliran untuk mengisi jiwa itu. Orang yang bijaksana, senantiasa mengusahakan agar kebaikan selalu mengisi jiwanya.

Untuk mengisi jiwa dengan kebaikan, perlu usaha yang konsisten. Sebab, ketika kita lengah, kejelekan akan menggeser posisinya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kejelekan masuk ke jiwa kita, seperti memohon pertolongan kepada Allah subhanahu wa Ta’ala, menambah pengetahuan, bergaul dengan orang baik, dan merenung. Untuk satu yang terakhir, sepertinya jarang dibahas. Jarang sekali orang yang menyarankan agar memperbanyak merenung. Padahal banyak sekali manfaat merenung untuk kebaikan jiwa kita. Nah, kita akan sedikit membahasnya di tulisan pendek ini.

Manfaat pertama, dengan merenung, kita akan mengungkap banyak sekali hakikat. Hakikat ini bisa berupa hal yang baru, yang belum pernah dibahas oleh siapapun. Banyak sekali pemikiran besar yang muncul ‘hanya’ karena sebuah renungan. Juga kata-kata bertenaga yang dikeluarkan oleh orang besar, saya yakin kata-kata itu muncul dari sebuah perenungan yang panjang. Sebagian besar tulisan saya juga hanya didasari oleh perenungan.

Manfaat kedua, akan membebaskan pikiran dari kesedihan, kekalutan, dan kecemasan. Sebuah perenungan adalah upaya pemaksaan untuk menghayati permasalahan yang ada. Dengan itu, kita mencari penyebab, solusi dan sudut pandang yang lain. Kita tidak mungkin memikirkan dua hal pada satu waktu. Pemikiran atau penghayatan kita terhadap sebuah permasalahan, mau tak mau akan menggeser kesedihan, kekalutan dan kecemasan yang ada.

Manfaat ketiga, akan membebaskan seseorang dari kejelekan dan mengisinya dengan kebaikan-sebagaimana yang tercantum di awal-. Dengan merenung, kita akan memaknai hukum sebab akibat, bahwa keburukan akan berakibat keburukan dan kebaikan akan berakibat kebaikan. Dan semuanya berasal dari jiwa. Jiwa yang penuh kebaikan, tercermin dari perbuatan dan perkataannya. Sedang jiwa yang penuh dengan keburukan, akan tampak pada wajah dan tingkah lakunya. Sebuah perenungan, adalah upaya untuk membuat jiwa kita menjadi lebih baik.

Manfaat keempat, dengan merenung, kita akan menemukan kekayaan jiwa. Sebuah perenungan yang dalam, akan melahirkan sebuah kesadaran tentang hidup. Yaitu hakikat sebuah perjalanan yang sedang kita lakukan. Sebuah perjalanan yang seharusnya tidak diisi dengan sesuatu yang tercela dan tidak bermanfaat. Dengan itu, kita akan mengetahui tidak ada manfaatnya iri kepada orang lain yang dalam hal duniawi diatas kita. Kita akan mengetahui bahwa diri kita begitu kaya. Betapa banyak kenikmatan yang diberikan kepada kita.

Manfaat kelima, dengan merenung, kita akan menemukan hiburan. Jiwa manusia, secara tabiat membutuhkan hiburan. Tujuan berhibur adalah menemukan kegembiraan, dan salah satu sarananya adalah dengan perenungan. Betapa banyak manusia yang didera kesulitan dan musibah yang masih mampu tersenyum. Menurut saya, ini dikarenakan mereka masih memiliki sebuah harapan. Darimana mereka menemukan bahwa masih ada harapan? Salah satunya adalah dari perenungan.

Nah, begitu besar manfaatnya merenung. Mengapa tidak kita jadikan kebiasaan? Investasikan waktu kita untuk merenung. Saya pernah baca, pengusaha muda Elang Gumilang menyediakan waktu seminggu sekali menyepi untuk merenung.

Merenung adalah sebuah ‘olah raga otak’ bagaimana kita menciptakan sebuah ruang dalam pikiran kita untuk mengevaluasi dan mencari solusi. Pikiran akan menjadi semakin tajam karena itu. Sikap kita menjadi lebih terarah. Bukankah kematangan jiwa berasal dari sebuah pembelajaran? Bukankah perenungan adalah salah satu bentuk pembelajaran? Oleh sebab itu, merenunglah. Renungilah kehidupan dan tujuan hidup Anda. Renungkanlah akibat apabila Anda melakukan sesuatu. Semoga itu membawa kebaikan pada diri Anda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar