Selasa, 03 Juli 2012

Ketika Cinta Kepada Manusia Melebihi Cinta Kepada Tuhannya

Salah satu penyakit hati adalah ketika kita terlalu mencintai manusia melebihi cinta kepada Tuhan.  Memang sulit mencintai sesorang karena Tuhan, karena ketika cinta dan nafsu sudah merasuk dalam hati seseorang, semuanya seakan terlupakan dan benar-benar membutakan hati. Bahkan tidak jarang keluarga dan sahabat yang selalu dekat dan benar-benar tulus mencintai pun ikut dilupakan. Yang teringat dalam hati hanyalah orang yang sedang dan baru dicintai.

Ketika pertama kali merasakan cinta, dan memulai sebuah hubungan pacaran, hampir setiap waktu, pikiran dan aktifitas hanya tersita untuk pacar saja, entah itu untuk sms’an, chatting, telpon, atau dating, dan itu memang memberikan kebahagiaan, namun kita lupa bahwa kebahagiaan yang berlebihan ini adalah awal dari kesedihan.

Yang terpenting pada saat tersebut adalah pacar, pacar diatas segalanya, bahkan saat teman atau keluarga sedang membutuhkan kita, kita selalu menomor duakan mereka ketika pacar juga sedang membutuhkan kita, tidak hanya itu, ibadah wajib kepada Tuhan kadang-kadang tak kita lakukan ketika waktunya berbenturan dengan waktu bersama pacar.

Namun ketika konflik dengan pacar mulai terjadi, kita mulai agak sedikit ingat kepada Tuhan, keluarga, teman, atau sahabat. Dan ketika kita berpisah atau ditinggalkan pacar, yang menjadikan sebuah perasaan sakit luar biasa di hati, kita menjadi semakin lupa akan Tuhan karena merasa dunia ini sudah kiamat, kita pun mulai menyiksa diri dengan malas makan, terus-terusan menangis dan begadang hingga larut malam, bahkan tak jarang pelampiasan dari sakti hati tersebut bersifat jauh lebih negative dan berbahaya  seperti minum-minuman keras, narkoba atau bahkan hingga bunuh diri.

Pada saat terpuruk itulah kita  mulai mencaci Tuhan, dan menuduh Tuhan tidak adil, padahal kita sendiri yang melakukan kesalahan tersebut ketika kita terlalu mencintai seseorang melebihi Tuhan. Kita kembali lupa bahwa sesungguhnya apa yang kita alami ini bukan pengalaman pahit, namun sebuah pengalaman indah yang diberikan Tuhan agar kita belajar menjadi lebih baik dan belajar untuk mencintai Tuhan serta mencintai orang-orang yang benar-benar tulus mencintai kita dan selalu ada untuk kita sampai kapanpun.

Tuhan masih memberi kesempatan kita untuk hidup dalam cinta, maka berikanlah cinta kita ini kepada orang-orang yang tepat dan tetap meletakkan cinta kepada Tuhan di posisi teratas dan terbaik dalam hati dan hidup kita.

Semarang 2 Juli 2012
Rizal B Kurniawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar