Selasa, 27 Desember 2011

Menenangkan diri, langkah awal meredam emosi sakit hati


Saat sakit hati sedang melanda hati kita memang semuanya terasa begitu berat bahkan perasaan kita menjadi campur aduk antara sedih, benci, marah, kecewa, atau mungkin dendam. Hal ini tentunya akan membuat kita menjadi tidak tenang, gelisah, gusar atau mungkin galau. Maka dari itu sangat diperlukan ketenangan untuk meredam rasa sakit hati yang kita rasakan.

Menenangkan diri memang tidak mudah jika pikiran kita sedang dipenuhi amarah dan kegelisahan. Namun ketenangan sangat diperlukan karena sakit hati lebih berorientasi pada emosi dan dendam yang dapat menyebabkan sebuah tindakan yang merugikan atau membahayakan diri sendiri maupun orang lain, seperti menyakiti diri sendiri, melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain, atau bahkan melakukan bunuh diri. Hal ini tentunya sangat diharapkan tidak terjadi, Maka ketenangan sangat diperlukan untuk mencegah hal-hal yang tidak dinginkan terjadi.

Dalam membangun sebuah ketenangan dibutuhkan kesabaran & keikhlasan. Sabar dan ikhlas merupakan pondasi awal untuk membangun sebuah ketenangan, karena dalam kesabaran terdapat rasa untuk menahan diri agar tidak terbawa oleh emosi. Sementara dalam keikhlasan terdapat rasa kerelaan dan ikhlas atas semua yang telah terjadi dan lebih kepada keberserahan diri kepada Tuhan. Jika hati kita mampu untuk bersabar dan ikhlas maka ketenangan pasti akan terwujud.

Saat kita memfokuskan diri untuk mengingat Tuhan dan mengingat segala kasih sayangNya maka segala emosi, amarah, benci, ataupun dendam akan pudar dengan sendirinya. Hati kita pun akan lebih tenang dan mampu untuk berfikir lebih jernih untuk mengambil langkah yang bijak tanpa harus menyakiti siapapun.
Memang ketenangan tidak langsung hadir secara instan, namun kita harus tetap berupaya untuk menenangkan diri kita, karena perasaan sakit hati akan tetap lebih dominan dalam menguasai pikiran kita. Kesabaran dan keikhlasan hati kita harus kuat agar tetap mampu menahan segala emosi dan amarah yang sudah merasuk kedalam pikiran kita.

---

Sakit hati juga terlihat dari segi fisik dimana wajah kita akan terlihat lebih murung, otot di seluruh badan kita menjadi tegang, kemudian jantung kita akan berdebar lebih cepat, dan nafas kita pun akan menjadi tak beraturan.

Sebuah penelitian menunjukan emosi yang tak terkendali atau tak tersalurkan juga akan merusak fungsi organ, mudah terserang penyakit, dan menderita ketegangan otot atau kekacauan metabolisme. Selain itu, bisa menghentikan proses pencernaan, meningkatkan denyut jantung, dan menjadikan napas terengah-engah.

Maka dari itu kita juga harus menenangkan fisik kita, dengan berusaha untuk rileks, kemudian mengendurkan seluruh otot, dan mengatur nafas.

Menghirup udara dalam-dalam dari hidung lalu mengeluarkanya dari mulut, dan lakukan itu berulang-ulang akan lebih efektif untuk membuat tubuh kita menjadi tenang yang juga jelas akan mempengaruhi pikiran kita. Sehingga pikiran dan raga kita pun menjadi tenang.

---

Para ahli telah banyak melakukan penelitian tentang ketenangan. Mereka melakukan eksperimen lewat cara pembedahan, dengan tujuan untuk mengetahui bagian mana dari tubuh manusia yang mempunyai peran bagi proses ‘ketenangan’ ini. Penelitian itu, untuk sementara waktu, menyimpulkan bahwa pusat dari ‘ketenangan’ ini terdapat pada otak sebagai sentral bagi semua syaraf yang berfungsi untuk mengontrol semua proses penangkapan dan identifikasi sinyal yang masuk ke dalam tubuh.

Akan tetapi ketika dilakukan penelitian dengan menggunakan bukti-bukti empirik, analisa darah dan hitungan besaran detak jantung, kemudian dilakukan perbandingan detak jantung dalam berbagai kondisi berikut :

1) ketika manusia diam dan tidak berpikir untuk mengambil keputusan apa pun.
2) ketika ia mengambil keputusan dan merasa senang karenanya.
3) ketika ia mengambil keputusan dan merasakan kekhawatiran atas akibat yang akan diterimanya.
4) ketika ia mengambil keputusan di bawah tekanan jiwanya yang tidak normal.

terjadi perubahan yang mendasar pada hasil penelitian tersebut. Penelitian empirik dan perbandingan antara berbagai kondisi di atas, menunjukkan adanya perbedaan kondisi hati dilihat dari sudut fisiologi. Berdasarkan penelitian di atas yang diperkuat juga oleh hasil pengamatan kondisi biologis dari hati ketika ia merasakan kepuasan atas peristiwa yang menimpanya, para ilmuwan meyakini bahwa hatilah yang mempunyai tanggung jawab terbesar atas timbulnya perasaan tenang. Meskipun mekanisme timbulnya perasaan tenang itu, belum diketahui secara pasti oleh para ahli.

Dari penelitian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sakit hati sangat mengganggu ketenangan hati. Maka dari itu ketenangan jelas sangat diperlukan untuk meredam sakit hati.

---

Ketenangan hati sebagai peredam sakit hati juga bisa diwujudkan dengan melakukan doa. Doa merupakan salah satu media untuk berkomunikasi dengan Tuhan, karena didalam doa selalu penuh dengan pengharapan kepada Tuhan sebagai kekuatan terbesar yang tidak tertandingi oleh siapapun. Saat kita berdoa kita akan selalu berserah diri dan bersujud kepada Tuhan dan mengakui kebesaran serta kuasaNya. Ketenangan akan muncul saat kita berserah diri dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan.

Berdoa juga mampu menurunkan emosi kita yang disebabkan sakit hati, Karena kita tidak mungkin berdoa atau memohon kepada Tuhan dengan hati yang penuh emosi. Dengan begitu emosi dan amarah pun akan memudar sehingga ketenangan dapat hadir ketika berdoa.

Sakit hati kadang juga mampu menumbuhkan rasa putus asa. Keputusasaan itu bisa membuat seseorang melakukan tindakan untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri. Maka berdoa sangat diperlukan untuk menghilangkan rasa putus asa karena didalam doa terdapat sebuah harapan dan harapan itulah yang mampu membangkitkan kita dari keterpurukan karena merasakan perihnya sakit hati.

Berdoa adalah berharap kepada Tuhan, maka Tuhan akan menjadi sandaran utama bagi kita, jika kita selalu percaya akan kasih sayang Tuhan maka ketenangan tidak akan pernah luntur dalam hati kita, dan ketenangan inilah yang akan menjadi salah satu perisai dari serangan sakit hati.

Semoga bermanfaat..

Semarang, Awal bulan Desember 2011
Rizal B Kurniawan

Referensi : Ensiklopedi Petunjuk Sains dalam Alquran dan Sunnah


4 komentar:

  1. yang terpentin bisa jaga emosi dengan bijak... thanks nice arikel nih semoga manfaat ^^

    BalasHapus
  2. mndkatkan dri kpda yg kuasa akn lbh mnenangkan dari segi fsik n psklogis jd sgt baik u/ mrdam kmrhan.

    BalasHapus
  3. @Jamal : Betul sekali, emosi adalah hal yang alamiah dan bersifat naluri, tapi kita harus bijak menyikapinya. terimakasih komennya, semoga bermanfaat :)
    @Emingko : betul sekali, Tuhan adalah sumber ketenangan bagi hati dan jiwa kita, Terimakasih komennya, semoga bermanfaat. :)

    BalasHapus